Minggu, 05 Februari 2012

”Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Resmikan Purna Pugar Candi Sojiwan dan Perkiosan Pedagang Kreatif di Komplek Taman Wisata Candi Prambanan”


Keberadaan Candi Sojiwan di Dukuh Kalongan, Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan Klaten resmi dibuka sebagai tempat wisata oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu (16/12).
”Ada 3 bagian penting dari proses pemugaran, pertama adalah memelihara dan melindungi, kedua adalah pengembangan dan pemanfaatan, ketiga berkelanjutan” kata Mari Elka dalam sambutannya.
Sebelumnya, proses pemugaran Candi Sojiwan sudah dimulai sebelum gempa bumi 2006 silam. Total dana yang dihabiskan untuk pemugaran candi ini sekitar Rp 8,2 miliar yang berasal dari pemerintah pusat. Kapokja Pemugaran Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah Sudarno mengatakan, proses pemugaran candi sempat terhambat ketika terjadi gempa yang melanda Klaten-Yogyakarta pada 2006 lalu. Kala itu, pemugaran telah mencapai bagian tubuh candi yang memiliki ketinggian 27,5 meter.
Total luas komplek Candi Sojiwan mencapai 8.140 meter persegi,” kata Sudarno. Sementara, luas bangunan utama 401,3 meter persegi yang berdiri diatas tanah kas desa yang kini dibeli BP3. pihaknya meyakini masih terdapat situs yang terpendam di area Candi Sojiwan. Sebab tim peneliti telah menemukan bangunan parit yang mengelilingi bangunan utama candi. Berdasrkan buku Jawa kuno yang memuat informasi keberadaan candi Sojiwan, disebutkan tak jauh dari lokasi terdapat bangunan Candi Kalongan. Namun sejauh ini, tim BP3 belum menemukan bangunannya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Prasetyo Aribowo dalam sambutannya mewakili Gubernur Jawa Tengah mengatakan, keanekaragaman budaya yang ada di Jawa Tengah menjadi modal karena punya potensi besar mensejahterakan masyarakat lewat pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya.
Hadir dalam peresmian, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti. Wiendu mengatakan, Atraksi kesenian yang hadir di lokasi wisata seperti tari-tarian dapat menambah daya tarik wisatawan. Adanya pamong budaya diharapkan bisa menyatu dengan masyarakat sehingga bisa mendeteksi dan melapor lebih dini seandainya ada penemuan BCB atau benda arkeolg lainnya”.
Di kesempatan yang sama Menparekraf Mari Elka Pangestu juga meresmikan Perkiosan cinderamata dan kuliner di komplek candi prambanan. Mari Elka menuturkan, pelaku ekonomi kreatif seperti PKL harus mencintai destinasi wisata, tempat dimana mereka menjajakan barang hasil kreatifitasnya. ”PKL bukan lagi Pedagang Kaki Lima, tapi PKL adalah Pedagang Kreatif Lapangan” tutur Mari Elka. Bersama-sama kita pelihara, kita jaga kebersihannya dan pertahankan sikap santun keramahan yang menjadi budaya masyarakat kita” tandas Mari Elka.
Satu hal yang dirasa penting adalah perlunya cerita atau deskripsi dari produk yang dijual. Agar produk lebih menarik, perlu juga dipikirkan kemasan/ packagingnya” Mari Elka menambahkan
Sehari sebelumnya Mari Elka menyempatkan meninjau Candi Borobudur dan desa wisata sekitar Borobudur seperti Desa Wisata Candirejo.  Menparekraf menyatakan kebanggaannya atas pengelolaan Desa Wisata dan pelaku ekonomi kreatif/ UMKM. Di desa wisata tersebut, masyarakat khususnya pelaku industri kreatif berhasil memanfaatkan barang bekas menjadi barang seni benilai jual tinggi. Abu vulkanik borobudur pun bisa mereka sulap menjadi miniatur borobudur, stupa, dan produk seni lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar